if only you are not an indonesian ...

Sunday, August 3, 2014

ada pasar di bromo ... :(

 apa yang seharusnya dilihat di pegunungan bromo pada dini hari seperti kemaren? mengapa orang bersusah payah tengah malam buta menembus udara dingin sampai ke tulang menuju bromo? mungkin karena ingin melihat segaris merah pertama di langit gelap sampai akhirnya terbit. dan jelas saya tidak melihat matahari terbit yang indah disana, beberapa bulan yang lalu. karena mendung sehingga matahari tiba tiba bersinar. karena mendadak semua orang merasa perlu ke bromo sehingga di puncak pananjakan penuh sesak manusia lebih raoat dibanding di pasar. bahkan ada yang rela bermalam disana, supaya mendapat tempat paling depan ... menurut saya menjadi pemandangan yang mengerikan kalau tidak mengecewakan. sulit menjelaskan kepada anakku yang baru 7 tahun, mengapa harus bangun tengah malam berpakaian tebal dan terlonjak lonjak dalam landrover menuju gelap gulita yang sesak.
entah mulai kapan, bromo menjadi pasar yang sesak seperti ini. treakhir kali kesana adalah tahun 2005 dan masih bertemu sunrise yang indah disana. memang fasilitasnya minimum bahkan saya harus pipis di balik pohon waktu itu, karena tidak bertemu toilet dan sekalinya ada toilet, dikunci atau tidak ada air. itu ke bromo yang kedua. sekitar 10 tahun sebelumnya saya tidak bertemu matahari terbit tetapi susah payah naik melihat kawahnya. dua kali yang terakhir ini saya enggan menaiki ratusan anak tangga itu.
 sulit sekali menemukan tempat untuk berdiri apalagi duduk di kerumunan seperti ini. ditambah gelap dan mayoritas jaket yang digunakan berwarna gelap. lalu saking hiruk pikuknya beberapa mulai kehilangan sopan santun karena memanjat tembok pembatas sehingga menghalangi pandangan orang orang yang dibelakangnya. well, kami putuskan untuk diam saja menunggu sampai cukup terang untuk melihat jalan keluar.
 semburat warna warna di langit setelah matahari terbit. lalu terlihat wajah wajah yang tadinya tidak berupa di sekitar kami. banyak keluarga banyak pasangan banyak anak anak muda. semuanya kecewa, saya rasa.
 yang terlihat setelah terang, gunung batok ya? dan lautan pasir disekitarnya. angin bertiup sangat dingin meski matahari sudah mulai bersinar.
 gunung apakah yang terlihat nun jauh disana itu? wkwkwk ...


  kalau perjalanan pertama ke bromo saya hanya melihat kawahnya, berhenti di pos ranupane lalu jalan kaki sampai gempor, perjalanan kedua saya melalui rute berbeda, transit dulu di lava view logde di ... mana ya, lupa nama desanya. lalu disambung dengan hardtop untuk sampai pananjakan. kali ini kami memutuskan untuk ikut paket tour dengan landrover. dijemput dan diantar kembali ke hotel dengan landrover, mengunjungi beberapa spot, bahkan sampai candi jago. saya skip satu spot, air terjun coban pelangi, karena perlu jalan kaki hampir 2 km, sementara kami masih punya beberapa tempat lain dalam jadwal yang membutuhkan kekuatan kaki kaki kami :D jadi setelah turun pananjakan kami makan pagi dulu yang masuk dalam harga paket tournya. namanya helios tour. selamat mencari via google. pasti ketemu dan jujur saja saya suka dengan helios tour. sayang, baru tahu sekarang, seandainya tahun lalu sudah ketemu helios pasti lebih menarik :D karena ini landrover, lebih nyaman dibanding hardtop tentu saja. padahal kami naik via tumpang yang jalannya grenjulan banget dan gelap gulita. tapi terasa nyaman dan aman aman saja.
 
 berlari lari di savannah ini ternyata sangat mengasikkan ya. mengingatkan pada film serial di tvri puluhan tahun yang lalu, little house on the prairie. film keluarga yang bagus untuk ditonton. saya masih menyimpan koleksi novelnya.  
matahari sudah tinggi tetapi masih sejuk. langit sangat biru cerah. sayang sekali tidak bisa berlama lama disana.
kami sudah memesan kuda untuk naik ke kawah. hanya satu kuda. tetapi ujung ujungnya, tidak ada yang mau naik ke kawah jalan kaki. mengingat ada 240 anak tangga dan umur yang sudah menjelang tua :D kudanya cuma dinaiki berkeliling lautan pasir saja. sementara lainnya menunggu berdebu debu campur kotoran kuda :p

tetapi, tanpa matahari terbit pun, bromo tetap mempesona dan mengundang untuk dikunjungi lagi. lainkali, berkunjunglah saat low season dan hari kerja. oh, ya, sesampai dirumah saya baca di koran. salahsatu sebab mengapa bromo sangat hiruk pikuk, pada hari itu, ada konser jazz gunung di salahsatu resort di bromo. di java banana logde. jazz gunung itu adalah upaya untuk memperpanjang kunjungan wisatawan ke bromo. tidak hanya datang dini hari dan pulang menjelang siang. sebab memang di sekitar bromo ada beberapa tempat lain yang bisa dikunjungi seperti misalnya air terjun itu. 
dibanding sekian tahun yang lalu, memang bromo berbenah. di pananjakan disediakan tempat duduk lebih banyak. kemudian jalan menuju kesana dirapikan, termasuk tempat parkirnya, makin banyak warung yang cukup bersih dengan menu yang lumayan juga menyediakan toilet bersih dengan air yang cukup. dulu masih ada orang orang yang berkunjung ke bromo mengendarai kendaraan pribadi. sekarang tidak lagi. selain motor, mereka harus menyewa hardtop, trooper, atau landrover seperti kami. menurut saya itu pengaturan yang adil sebab dengan begitu semuanya kebagian rezeki dari keindahan bromo. lain kali ke bromo lagi ...

No comments:

Post a Comment