#late post may 2015
adikku yang paling jauh, untuk beberapa waktu pulang. karena ayah kami sempat kena serangan jantung. setelah keadaan membaik, kami ingin jalan jalan sebentar. hanya ke kota tetangga saja. adikku pengen makan sushi di restoran favoritnya sedangkan aku pengen ke pantai. dihitung hitung waktunya, tidak mungkin semuanya dijalanin. bukan karena waktu, tapi padha males nyetir. wkwkwk.
jadi berangkat sebisanya dengan kecepatan semalas malasnya. stop pertama makan sushi. setelah macet macetan sebentar diputuskan kami mengunjungi taman sari. melewati tengah kota yang ramai menembus alun alun dan belok kanan membelah jalanan didalam tembok keraton. parkir disalahsatu restoran yang menggunakan rumah tua dengan halaman yang sangat luas. waktu itu udara sangat panas dan angin menghembuskan debu kemana mana. kami putuskan setelah jalan jalan akan mampir melihat lihat sekiranya menunya ada yang cocok, kami makan disitu. dari tempat parkir kami jalan beberapa ratus meter menuju taman sari. penunjuk arahnya cukup jelas.
sesampainya di tulisan itu yang terlihat jelas justru pasar. melewati pasar ada ruang terbuka dengan undak undakan seperti teater terbuka yang waktu itu kelihatannya sedang dipakai untuk test musik atau apa.sambil celingukan kami menemukan jalan ke taman sari itu seperti gang gang kecil menembus pemukiman padat tetapi sangat cantik. fotogenik. beberapa diteduhi oleh pohon rindang.
saking malasnya, kedua smartphoneku ketinggalan dirumah. hanya adikku yang membawa alat komunikasi. kamera juga ketinggalan sementara battery iphone adikku menipis. astaga. makanya foto fotonya hanya segini saja.
saking panas itu makanya yang pakai celana hijau itu langsung rebah dibawah pohon rindang. karena hari kerja, taman sari sepi. tetapi enak sekali asal tidak ketemu spooky spot.
seingatku ini pemandangan bagian depan taman sari. oh ya, apa sih taman sari itu? ceritanya taman sari semacam kolam renang atau pemandian untuk putri putri keraton jaman dulu. waktu itu air kolamnya hijau berlumut berbusa dan berbau. yakinlah kalau tidak ada lagi putri yang mandi disitu. terdiri dari beberapa bangunan yang sebenarnya cukup terawat selain air kolamnya. yang paling emnarik adalah bangunan seperti menara tetapi hanya setinggi 2 atau 3 lantai rumah saja dengan bukaan ke arah kolam. alkisah, itu tempat raja kalau ingin menikmati putri putri yang sedang mandi. ckckck ...
Tamansari Ngayogyakarta) adalah situs bekas taman atau kebun istana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang dapat dibandingkan dengan Kebun Raya Bogor sebagai kebun Istana Bogor. Kebun ini dibangun pada zaman Sultan Hamengku Buwono I (HB I) pada tahun 1758-1765/9. Awalnya, taman yang mendapat sebutan "The Fragrant Garden"
ini memiliki luas lebih dari 10 hektare dengan sekitar 57 bangunan baik
berupa gedung, kolam pemandian, jembatan gantung, kanal air, maupun
danau buatan beserta pulau buatan dan lorong bawah air. Kebun yang
digunakan secara efektif antara 1765-1812
ini pada mulanya membentang dari barat daya kompleks Kedhaton sampai
tenggara kompleks Magangan. Namun saat ini, sisa-sisa bagian Taman Sari
yang dapat dilihat hanyalah yang berada di barat daya kompleks Kedhaton
saja.
Konon, Taman Sari dibangun di bekas keraton lama, Pesanggrahan Garjitawati, yang didirikan oleh Susuhunan Paku Buwono II sebagai tempat istirahat kereta kuda yang akan pergi ke Imogiri. Sebagai pimpinan proyek pembangunan Taman Sari ditunjuklah Tumenggung Mangundipuro. Seluruh biaya pembangunan ditanggung oleh Bupati Madiun, Tumenggung Prawirosentiko,
besrta seluruh rakyatnya. Oleh karena itu daerah Madiun dibebaskan dari
pungutan pajak. Di tengah pembangunan pimpinan proyek diambil alih oleh
Pangeran Notokusumo, setelah Mangundipuro mengundurkan diri.
Walaupun secara resmi sebagai kebun kerajaan, namun bebrapa bangunan
yang ada mengindikasikan Taman Sari berfungsi sebagai benteng pertahanan
terakhir jika istana diserang oleh musuh. Konon salah seorang arsitek
kebun kerajaan ini adalah seorang Portugis yang lebih dikenal dengan Demang Tegis.
Kompleks Taman Sari setidaknya dapat dibagi menjadi 4 bagian. Bagian
pertama adalah danau buatan yang terletak di sebelah barat. Bagian
selanjutnya adalah bangunan yang berada di sebelah selatan danau buatan
antara lain Pemandian Umbul Binangun. Bagian ketiga adalah Pasarean
Ledok Sari dan Kolam Garjitawati yang terletak di selatan bagian kedua.
Bagian terakhir adalah bagian sebelah timur bagian pertama dan kedua dan
meluas ke arah timur sampai tenggara kompleks Magangan.
tidak jauh dari tempat pemandian putri, ada sumur gumuling yang juga difungsikan sebagai masjid berupa undak undakan menurun yang lembab agak gelap tetapi bersih. begitu masuk didalamnya, hiruk pikuk diluar terasa sangat jauh dan terasa sangat sejuk. ditengah tengah ada ruang terbuka dengan tangga dari 4 sisi seperti foto diatas, beratap langit yang membuat masjid ini terasa sejuk tetapi tidak banyak berlumut. selain karena perawatan tentu karena sinar matahari yang tercurah dari atas. disini agak terasa sesak waktu itu. banyak sekali yang ingin berfoto tepat ditengah tangga.
foto dibawah ini adalah foto favoritku sepanjang perjalanan. pose seperti boyband korea didalam relung relung seperti gua tetapi bukan gua. dari kiri kanan sebenarnya ada bukaan seperti jendela lengkung lengkung. terlihat temboknya yang sangaaaat tebal.
Pulo Cemethi dan Sumur Gumuling
Di sebelah selatan Pulo Kenongo terdapat sebuah pulau buatan lagi yang disebut dengan "Pulo Cemethi". Bangunan berlantai dua ini juga disebut sebagai "Pulo Panembung".
Di tempat inilah konon Sultan bermeditasi. Ada juga yang menyebutnya
sebagai "Sumur Gumantung", sebab di sebelah selatannya terdapat sumur
yang menggantung di atas permukaan tanah. Untuk sampai ke tempat ini
konon dengan adalah melalui terowongan bawah air. Saat ini bangunan ini
sedang dalam tahap renovasi besar - besaran yang bertujuan untuk
merestorasi bangunan - bangunan yang masih ada.
Sementara itu di sebelah barat Pulo Kenongo terdapat bangunan berbentuk lingkaran seperti cincin yang disebut "Sumur Gumuling".
Bangunan berlantai 2 ini hanya dapat dimasuki melalui terowongan bawah
air saja. Sumur Gumuling pada masanya juga difungsikankan sebagai
Masjid. Di kedua lantainya ditemukan ceruk di dinding yang konon
digunakan sebagai mihrab, tempat imam memimpin salat. Di bagian tengah
bangunan yang terbuka, terdapat empat buah jenjang naik dan bertemu di
bagian tengah. Dari pertemuan keempat jenjang tersebut terdapat satu
jenjang lagi yang menuju lantai dua. Di bawah pertemuan empat jenjang
tersebut terdapat kolam kecil yang konon digunakan untuk berwudu.
shooting videoclip rasanya wkwkwk ... |
ini hanya salahsatu dari sekian banyak spot fotogenik yang ada di sekitar kompleks taman sari. kami berhenti disini sambil berteduh dan beli air mineral. banyak penjual suvenir dan lukisan di sekitar sini. penduduk setempat yang mengitari kompleks ini kelihatan kalau sudah paham benar bagaimana bersikap terhadap wisatawan baik asing maupun lokal. lainkali kesana lagi pakai kostum keren dan kamera yang oke. foto fotoan sampai kenyang :D
No comments:
Post a Comment