if only you are not an indonesian ...

Wednesday, January 6, 2016

nge MALL dan ngemil di HAT YAI

 dengan segala bujukan, rayuan, ancaman, dan segala bentuk provokasi, akhirnya jadi juga liburan ke 3 negara tetangga sekaligus dalam total perjalanan 9 hari. temanya kali ini border crossing. melintasi atau memasuki negara lain, dari indonesia, umumnya dilakukan di bandara alias airport. dan kalau bandara itu digunakan untuk penerbangan internasional, maka biasanya dibuat bagus dan mudah untuk penumpang atau pengunjung. jadi biasanya ya g akan repot repot banget. 
akibat ikut grup yang hobi eh mania jalan jalan, ikutlah terkomporin untuk jalan jalan dengan sedikit berbeda. kebanyakan hasilnya lebih menikmati perjalanan, pemandangan, dan keadaan sekitar dibanding masuk ke tempat tempat wisata apalagi yang berbayar. alasan mulianya pengen disebut traveler, bukan tourist. apalagi tourist versi olen steinhauer jelas g banget yah. dan jelas g ada the nearest exit. 
perjalanan bermula setelah turun di changi airport, yang canggih dan segala rupa ada. dari situ ke terminal 2 untuk beli tiket bus antar negara, dari singapore ke johor. 
perjalanan ke johor menuju legoland theme park dan masjid sultan abu bakar. kemudian dari situ naik bus lagi ke melaka. lanjut ke kuala lumpur. disambung sleeper train ke hat yai. balik ke kuala lumpur lagi, kemudian pulang. 
saking perjalanannya panjang, bingung mau mulai cerita dari mana. dipikir pikir, yang paling menarik dan mengenyangkan dulu. jadi cerita trip nya g akan urut. dari banyak makanan enak dulu yang ditemukan di hat yai. hanya sedikit saja.
kitkat ini banyak penggemarnya. kalau di kampung saya adanya yang bungkusnya warna merah. browsing di dumay, ternyata di jepang ada yang beraneka rasa. tetapi ditengarai tidak halal. bahkan barusan dari diskusi di facebook, kelihatannya belum sepakat dan belum meyakinkan kalau halal. 
jadiiiiii ... pas ke TOP supermarket, diseberang stasiu hat yai, nemu kitkat rasa greentea dan ada label halalnya itu serasa gembiraaaa sekali. apalagi label halalnya dari malaysia dan indonesia sekaligus. entah kenapa jadi 2 negara tetapi justru tidak ada dari thailand sendiri. kayanya ilmu saya nyaris tidak ada dalam hal ini. 
dibelilah beberapa kitkat hijau rasa greentea itu. sangat pantas untuk oleh oleh karena enak dan di kampung sini tidak ada. 
nah, di rak rak makanan didalam supermarket itu ternyata ada label halal untuk makanan yang halal. sedangkan tidak halal, tidak ada labelnya. hati menjadi tenang membacanya :D 
menurut saya, thailand sangat hebat dalam mengembangkan dan memasarkan hasil pertaniannya. sampai kelapa pun ada minyak kelapa dan beraneka produk perawatan badan yang dibuat dari kelapa. yang menarik ya coconut chips ini. kelapa jadi keripik kan ya? mengingat bagasi terbatas, belinya sedikit sedikit. hanya yang terlihat aneh saja. yang g ada disini.
 itu jembatan didalam kota hat yai saat musim liburan natal dan tahun baru. dihias dengan cantik. nyampe kesitu sebenarnya karena kesasar. sudah gempor ngantuk lapar sekaligus. kesasar lumayan jauh juga. bikin bete banget.
 ini tipe makanan yang dicari dalam perjalanan. terutama setelah badan terasa panas dan kaki pegal pegal. makanya setelah sampai di hat yai, kebanyakan waktu dipakai untuk tiduran dan nonton tivi di kamar hotel saja. makanya cuma nge mall wkwkwk. jambu itu, namanya red roseapple itu, sedapnya ... dagingnya tebal, manis, tidak berbiji. jadi inget jambu citra di anyer dulu. punyaku berbuah cukup banyak dan mulai berwarna merah tapi rasanya asam. sedangkan gooseberry ini mirip sekali dengan ceplukan versi masa kecilku disawah dulu. gooseberry rasanya agak aneh. tetapi karena agak langka di kampungku, tak bawa pulang untuk oleh oleh papa. 
strawberry di hat yai kelihatannya ada juga versi lokal dan impor. yang lokal ukurannya lebih kecil. warnanya tidak terlalu merah. dan rasanya tidak semanis yang impor. tentu lokal harganya lebih mahal.yang menarik, meski segi kemasan dan rasanya hampir sama disini, kalau beli disana, dikasih satu wadah kecil tambahan, isinya gula pasir dan ulekan cabe atau bubuk cabe. tahunya belakangan. setelah makan hampir habis, didasar mika kok ada cup kecil mirip cup puding, dibuka isinya gula pasir dan cabe. hahaha. baru mudheng, berarti cara makan strawberry nya mustinya sambil nyolek bumbunya itu kan ya. ide bagus. jadi kaya makan rujak :D enak enak enak ...
 ini makcik sedang memanaskan udang pilihan saya. harganya hmm ... kira kira 100ribuan. duh lupa deh. udangnya besar kepalanya saja rupanya. capit capitnya menyeramkan. tetapi daging dibadannyag terlalu banyak juga. dimakan dengan nasi putih dan saus sambal. agak ribet makan makanan begini di sleeper train.
 sebenarnya sempat nanya apa nama mangganya. kelihatannya warnanya masih muda tetapi ternyata sudah matang. mangga ini ada yang dikupas dipotong ditambah bumbu rujak, ada juga yang masak dimakan dengan ketan. mereka menyebutnya pulut mangga. disiram kuah santan. ada juga pulut durian. jadi ketan dan durian disiram santan. uhuuuy .... enaknyaaaaa ...porsinya banyak juga. jadi kenyang. pules deh tidur di kereta. benar benar hari dimana kebutuhan makan terpenuhi :D
 mereka bilang ini bukan lobster. kami yang menyebut lobster saking gedhenya. oh ya. rasanya hampir manis lembut dagingnya. mungkin karena segar jadi aromanya pun enak.
 nah itu foto pulut mangganya. potongan mangganya besar besar dan banyak juga. lainkali mau bikin sendiri. sayangnya sudah habis musim mangga. tinggal sedikit dan bukan yang mangga yang enak lagi. yang repot cuma bikin ketannya aja.

Hat Yai (Thai: หาดใหญ่, pronounced [hàːt jàj], also Haad Yai or Had Yai) is a city in southern Thailand near the Malaysian border. Located at 7°1′N 100°28′E, it is 946 km south of Bangkok, and has a population of 158,218 (2012) in the city itself and about 800,000 in the greater Hat Yai area. Hat Yai is the largest city of Songkhla Province, the largest metropolitan area in the south, and the third largest metropolitan area of the country. It is often mistaken for being the provincial capital. In fact, Songkhla is the capital and the center of administration and culture while Hat Yai is the business center.
Originally named Khok Sa-Met Choon, Hat Yai was a small village until the southern railway was built there, making it one of the major rail hubs of the line. The junction which connected the town of Songkhla with the main route was formerly in the Utapao area, but was later moved to Khok Su-Met Choon in 1922 when the Utapao area turned out to be flood-prone. At that time, Khok Su-Met Choon had only four residents, but thanks to the investments of Khun Niphat Chinnakorn (謝枢泗, Jia Gi Si, 1886–1972, Hakka Chinese), the railway contractor for the railway line from Nakhon Si Thammarat to Pattani, it quickly grew into a small town.
In 1928 Hat Yai was made a community (Chumchon), which was upgraded to a sanitary district (sukhaphiban) on December 11, 1935. It covered an area of 4.4 km², and was administered by the first mayor, Udom Bunlong. In 1938, the municipal administration building was completed. On March 16, 1949 Hat Yai was granted town status (thesaban mueang). On May 10, 1961 the area covered by the municipality was increased to 8 km². As a result of the town's continuing growth, on August 13, 1968, a larger new municipal administration building was opened. On April 24, 1977 the total area of the municipality was enlarged for the second time to 21 km². Finally, in 1995 the town was upgraded to city status (thesaban nakhon).
The name "Hat Yai" is a short version of "mahat yai", meaning big mahat (Thai: มะหาด) tree, a relative of jackfruits in genus Artocarpus.
As the major economic center of lower southern Thailand, Hat Yai has increasingly become a target of terrorism in the separatist campaign conducted by the Patani United Liberation Organisation and similar radical groups.
On April 3, 2005, bomb attacks were carried out at a Carrefour Hypermarket and Hat Yai International Airport, killing two and injuring dozens.
On September 16, 2006 a series of bomb attacks killed four and injured more than 70. Although no group has claimed responsibility, local separatists are presumed to be responsible.[1]
On March 31, 2012, a car bomb exploded in the Lee Gardens Plaza Hotel, killing at least 5 and injuring hundreds. Both Thai nationals and Malaysian tourists were among the victims. The Royal Thai Army believes that members of the Barisan Revolusi Nasional (BRN) group carried out the terrorist attack.
On May 6, 2014, two bombs exploded in front of a convenience store and a police station, injuring 9 people.



No comments:

Post a Comment