if only you are not an indonesian ...

Saturday, February 4, 2017

Osaka City

 setelah puas menatap osaka castle sambil kedinginan, saya mampir k lawson. beli kopi dan sedikit makanan sebelum menemukan makanan yang sebenarnya. dari aplikasi halal food in japan, kelihatannya banyak yang sulit dijangkau dari posisi kami waktu itu. sambil jalan saya mencari via google dan tripadvisor. dari ketiganya, yang paling banyak membantu adalah tripadvisor. pilih restaurants, diet restrictions : halal. keluar deh beberapa pilihan. lengkap dengan range harga dan jam buka tutupnya. 
ada satu yang masih buka dan tidak begitu jauh. jalan kaki sih tetap beratus ratus meterlah. dingin pula. pengennya udah minta gendong atau panggil taxi. sebelum ingat dompet dan sadar diri.
 kalau kemarin di Tokyo melihat keramaian di shibuya atau shinjuku, kali ini di Osaka, namanya Dotonburi dan Shinsaibashi. kebetulan restoran yang dicari, KennyAsia ada di area Dotonburi. sambil jalan kami terhibur dengan keramaian dan heterogenitas yang lalu lalang. rasanya senang bakalan makan makanan enak. di piring dan pakai sendok yang sebenarnya. eh ternyata mereka fullhouse. dan meski ada label halal, mereka masih menyajikan minuman beralkohol. kalau mau, mereka meminta kami kembali satu jam kemudian. 
kami memilih mencari satu lagi. kalau tidak buka atau tidak cocok lagi, kami makan nasi kepal lagi deh. huks huks ...
 foto diatas adalah foto sebuah cafe didekat jembatan sewaktu kami akan pulang. malam menjelang larut dan didaerah itu sepi. cafenya kecil tapi cantik. rasanya pengen mampir. tapi harga cafe pasti memberatkan kantong dan mungkin tidak kenyang juga. paling pesan kopi atau hot chocolate. jadi hanya dipandang pandang saja.
ini area paling heboh. banyak orang berfoto entah selfie atau bergantian. saya lupa namanya jembatan apa. disebrang kiri ada billboard glico man yang terkenal itu. karena malam hari, agal sukit membuat foto lampu lampu. saya mengamati beberapa orang yang menikmati malam yang cerah diatas perahu.

 
 ini adalah foto restoran KennyAsia. mungkin mereka menyajikan minuman beralkohol tapi penyajian dan peralatan yang digunakan diperlakukan berbeda dan terpisah. seperti di foodcourt karyawan di changi airport. nampannya juga dibedakan kemudian tempat mengembalikan peralatan makan halal dan non halal juga dibedakan. 
saya iri sekali dengan orang orang yang bisa menikmati makan malam mereka disana malam itu. suasana hangat dan aroma makanan di udara dingin menggigit hmmm ... 


MITHILA Indian halal restaurant, Dotonburi, Osaka
tidak jauh dari situ, jalan kaki lagi sambil melihat orang berlalu lalang, ketemu mithila indian halal restaurant. bertempat disalahsatu jalan yang ramai, dilantai 2 semacam ruko. dibawah ada papan penunjuk dan ada orang yang dengan ramah menawarkan restorannya dan menunjukkan jalannya. ada lift untuk naik kelantai 2. karena lift tidak turun turun, kami memutuskan bergegas jalan naik.
 ruangannya terlihat romantis dan tenang ya. meja yang saya foto itu, tidak lama kemudian diisi oleh beberapa pemuda berbeda beda. ada india ada melayunya. ibu yang melayani kami masih muda. berdandan chic. rok pensil pink fanta, blus putih yang cantik, dituutp dengan blazer pendek hitam. sepatunya pump hitam. rambutnya lurus dikuncir ekor kuda. kelihatannya jepang juga. berkeliling menyapa ramah semua pelanggannya dan mencatat menu pilihan kami. sesekali juga menyarankan yang lebih sesuai untuk kami.
 namanya tuna salad. isinya kubis atau kol, daun kale, selada beberapa, semuanya mentah, dan saya tidak tahu tunanya diapakan. tapi segar dan enak. seperti biasa, disajikan free air putih dengan es batu.
 
 nasi biryani salahsatunya isinya ayam. kami pesan satu lagi adalah sup yang ternyata porsi individu. jadi semua makanan dibagi bertiga karena porsinya cukup besar. tidak disangka, makanan berempah dan pedas seperti ini cocok sekali dinikmati saat udara dingin. 
setelah kenyang kami jalan pulang lagi menuju stasiun terdekat. untungnya kereta terakhir menuju universal city menjelang tengah malam. jadi kami tidak perlu lari lari mengejar kereta. 
selama di Osaka kami tidak menemukan masjid atau prayer room. masjid terdekatnya jauh juga dan rutenya berlawanan arah dengan daerah wisata. karena waktu terbatas.
 

 

No comments:

Post a Comment