waktu di tokyo dan osaka, tidak banyak bertemu dengan temple atau shrine. sampai ditempatnya sudah tutup. fotonya pun gelap gelapan. dan waktu itu belum belanja pakaian yang memadai untuk jalan jalan di musim dingin. nah, setelah setengah hari jalan jalan sekedarnya di osaka, keesoka harinya kami menuju kyoto. mantan ibukota jepang di masa lalu. selama seribu tahun. tentunya bukan waktu yang singkat. sangat menarik sekali menjelajahi kota yang sudah tua dengan akar budaya yang kuat.
Kyoto (京都市 Kyōto-shi?, pronounced [kʲjoːꜜto.ɕi] ( listen); UK /kɪˈoʊtoʊ/, US /kiˈoʊ-/, or /ˈkjoʊ-/[4]) is a city located in the central part of the island of Honshu, Japan. It has a population close to 1.5 million. Formerly the Imperial capital of Japan for more than one thousand years, it is now the capital city of Kyoto Prefecture located in the Kansai region, as well as a major part of the Kyoto-Osaka-Kobe metropolitan area. Kyoto is also known as the thousand-year capital.
dari osaka, dari universal city, kami naik kereta ke osaka station kemudian disambung kereta lagi menuju kyoto. total perjalanan tidak sampai 1 jam. sesampainya di kyoto station yang megah langsung disambut udara dingin menggigit. rasanya lebih dingin dibanding osaka. brrr ...
kemudian kami mencari peta dan informasi untuk membeli tiket kyoto day pass. di ruangan tempat beli tiket itu, ada cafe mini. beberapa orang asyik mengobrol sambil menikmati segelas jus jeruk dingin dengan es batu. astagah!!!
setelah peta digelar dan rapat kilat, diputuskan hari ini tujuannya adalah kiyomizudera temple, meskipun menurut rekomendasi seharusnya lebih cantik saat matahari tenggelam, kami malah tempatkan di urutan pertama mengingat rute bus dan waktu yang kami miliki. setelahnya ke kinkakuji golden temple, kemudian arashiyama bamboo forest, terakhir yang tidak boleh skip adalah fushimi inari shire. setelah menemukan halte dan jalur antrian bus, kami menunggu bus kami datang.
KIYOMIZUDERA TEMPLE
begitu naik bus dan mulai menelusuri kota kyoto, segera saya terpesona dengan kecantikan kyoto. lainkali seharusnya kami menginap disini. bukan di metropolitan osaka atau tokyo. setiap sudutnya terlihat cantik.
sebelum sampai di temple, sudah berbelas atau berpuluh kali saya mengambil foto foto. sayangnya saya hanya menggunankan kamera telpon selular. hasilnya ya begitu begitu saja. tidak bisa menangkap keindahan yang terlihat mata waktu itu.
ini toko gerabah atau keramik. menarik sekali caranya menyusun jualannya kan? seolah olah hanya diletakkan begitu saja. perhatikan bagian depan toko yang masih menggunakan kayu.
temple ini terletak diatas bukit jadi makin dekat makin tinggi makin ngos ngosan. tapi really worth to visit.
bahkan caranya menyusun pot pot kecil inipun menarik mata saya ...
sebagian adalah rumah tempat tinggal sebagian lagi adalah toko totkoko. ada toko pakaian, sepatu, suvenir, cafe, dan lain lain. oh ya. tempat persewaan kimono juga ada.
sepertinya ini taman. kami tidak menemukan tulisan yang bisa menjelaskan. meski sebagian besar tidak berdaun, tetap saja cantik dan sederhana.
mungkin ini adalah fondasi rumah yang disusun dari batu batu besar beraneka bentuk. beda beda ukuran juga.
saya lupa mengambil gambar peta disini. jadi sebagain besar saya lupa bangunan atau tempat apa saja yang kami lewati menuju temple.
tampak depan sebuah rumah tinggal. kelihatannya sangat ramah dan mengundang. mukanya kelihatan sempit tapi tidak menghalangi mereka untuk menghias halaman depannya dengan artistik. mungkin kalau ada rezeki dan umur, saya bisa membuat rumah, mencontoh desain rumah rumah di kyoto ini, dengan arsitek lulusan jepang atau malahan asli jepang.
toko sepatu lokal. lihat sepatu raksasa yang diletakkan didepan pintu. tampak muka toko disini sempit sempit tetapi tidak ada yang tidak artistik.
saya menemukan bunga ini beberapa kali. mirip seperti kembang kol kita yang putih itu. tapi bunga ini kelopaknya tebal. tidak terlihat tangkainya. seperti kol atau kubis. seperti kembang kol.
ini benar benar bunga lho. warnanya bold dan cerah sekali ya. dia bisa mengalahkan musim dingin dengan tetap bermekaran.
sebelum sampai di temple, sudah berbelas atau berpuluh kali saya mengambil foto foto. sayangnya saya hanya menggunankan kamera telpon selular. hasilnya ya begitu begitu saja. tidak bisa menangkap keindahan yang terlihat mata waktu itu.
ini toko gerabah atau keramik. menarik sekali caranya menyusun jualannya kan? seolah olah hanya diletakkan begitu saja. perhatikan bagian depan toko yang masih menggunakan kayu.
temple ini terletak diatas bukit jadi makin dekat makin tinggi makin ngos ngosan. tapi really worth to visit.
bahkan caranya menyusun pot pot kecil inipun menarik mata saya ...
sebagian adalah rumah tempat tinggal sebagian lagi adalah toko totkoko. ada toko pakaian, sepatu, suvenir, cafe, dan lain lain. oh ya. tempat persewaan kimono juga ada.
sepertinya ini taman. kami tidak menemukan tulisan yang bisa menjelaskan. meski sebagian besar tidak berdaun, tetap saja cantik dan sederhana.
mungkin ini adalah fondasi rumah yang disusun dari batu batu besar beraneka bentuk. beda beda ukuran juga.
saya lupa mengambil gambar peta disini. jadi sebagain besar saya lupa bangunan atau tempat apa saja yang kami lewati menuju temple.
tampak depan sebuah rumah tinggal. kelihatannya sangat ramah dan mengundang. mukanya kelihatan sempit tapi tidak menghalangi mereka untuk menghias halaman depannya dengan artistik. mungkin kalau ada rezeki dan umur, saya bisa membuat rumah, mencontoh desain rumah rumah di kyoto ini, dengan arsitek lulusan jepang atau malahan asli jepang.
toko sepatu lokal. lihat sepatu raksasa yang diletakkan didepan pintu. tampak muka toko disini sempit sempit tetapi tidak ada yang tidak artistik.
saya menemukan bunga ini beberapa kali. mirip seperti kembang kol kita yang putih itu. tapi bunga ini kelopaknya tebal. tidak terlihat tangkainya. seperti kol atau kubis. seperti kembang kol.
ini benar benar bunga lho. warnanya bold dan cerah sekali ya. dia bisa mengalahkan musim dingin dengan tetap bermekaran.
Kiyomizu-dera (清水寺?), officially Otowa-san Kiyomizu-dera (音羽山清水寺?) is an independent Buddhist temple in eastern Kyoto. The temple is part of the Historic Monuments of Ancient Kyoto (Kyoto, Uji and Otsu Cities) UNESCO World Heritage site.[1] It was one of 20 finalists for the New7Wonders of the World.
The place is not to be confused with Kiyomizu-dera in Yasugi, Shimane, which is part of the 33-temple route of the Chūgoku 33 Kannon Pilgrimage through western Japan, or the Kiyozumi-dera temple associated with the Buddhist priest Nichiren.
Kiyomizu-dera was founded in the early Heian period.[2] The temple was founded in 778 by Sakanoue no Tamuramaro, and its present buildings were constructed in 1633, ordered by the Tokugawa Iemitsu.[3]
There is not a single nail used in the entire structure. It takes its
name from the waterfall within the complex, which runs off the nearby
hills. Kiyomizu means clear water, or pure water.[4][5]
It was originally affiliated with the old and influential Hossō sect dating from Nara times.[6] However, in 1965 it severed that affiliation, and its present custodians call themselves members of the "Kitahossō" sect.[7]
apapun musimnya, pasti tetap terlihat cantik semua yang ada disini. menjelang sampai diloket tiket, kami berlari lari sebab gerimis salju. saya buka kupluk dan merasakan dingin tetapi tidak basah. salju yang baru turun terlihat bersih dan kering dan lembut.
karenanya saya membatalkan niat menyewa kimono. selain waktu yang terbatas.
tiket masuk menuju temple. saya lupa berapa nominalnya tetapi memang layak untuk dikunjungi. menjelang sampai disini, makin banyak toko toko yang menjual makanan khas terbuat dari green tea. bahkan es krim green tea. saya tidak menyangka jadi ngeces ngeces. tidak berani beli sebab tidak tahu apalah halal atau tidak.
semoga foto foto ini bisa menggambarkan berapa jarak yang harus ditempuh dengan berjalan kaki di musim dingin pula. kompleks temple ini besar. nyaris saja saya hanya akan berfoto didepan. sebelum loket tiket hahaha. setelahs edikit demi sedikit sebentar sebentar foto, akhirnya sampai juga memutar seluruhnya.
pemandangan yang terlihat dari bangunan di foto atas sebelum ini. lumayan gempor. ditambah mendung jadi susah juga mendapat foto yang bagus.
pilar pilar kayunya besar dan kuat. meski beberapa kali sudah renovasi. tentu saja butuh renovasi ya. dibangun tahun 778.
The main hall has a large veranda, supported by tall pillars, that
juts out over the hillside and offers impressive views of the city.
Large verandas and main halls were constructed at many popular sites
during the Edo period to accommodate large numbers of pilgrims.[8]
The popular expression "to jump off the stage at Kiyomizu" is the Japanese equivalent of the English expression "to take the plunge".[5] This refers to an Edo period
tradition that held that, if one were to survive a 13m jump from the
stage, one's wish would be granted. 234 jumps were recorded in the Edo
period and, of those, 85.4% survived.[5] The practice is now prohibited.[5]
Beneath the main hall is the Otowa waterfall, where three channels of
water fall into a pond. Visitors can catch and drink the water, which
is believed to have wish-granting powers.
The temple complex includes several other shrines, among them the Jishu Shrine, dedicated to Ōkuninushi, a god of love and "good matches".[4]
Jishu Shrine possesses a pair of "love stones" placed 18 meters apart,
which lonely visitors can try to walk between with their eyes closed.
Success in reaching the other stone with their eyes closed implies that
the pilgrim will find love, or true love.[9]
One can be assisted in the crossing, but this is taken to mean that a
go-between will be needed. The person's romantic interest can assist
them as well.
The complex also offers various talismans, incense, and omikuji (paper fortunes). The site is particularly popular during festivals (especially at New Year's and during obon
in the summer) when additional booths fill the grounds selling
traditional holiday foodstuffs and souvenirs to throngs of visitors.[10]
In 2007, Kiyomizu-dera was one of 21 finalists for the New Seven Wonders of the World.[11] However, it was not picked as one of the seven winning sites.
ini yang sering menjadi icon temple di majalah traveling.
Otowa-no-taki, the waterfall where visitors drink for health, longevity, and success in studies
No comments:
Post a Comment