susah sekali ya, nyari penjahit yang menepati janjinya sendiri. bikin gondok gitu. padahal di awal sudah ditanya baik baik. 6 minggu sebelumnya. apakah bisa menjahit baju saya? apakah bisa selesai tanggal sekian? apakah bisa? setelah yakin bisa baru deal. ternyata menjelang harinya ada saja kesusahan yang menimpa si penjahit. mulai dari pegawainya sakit, satu lagi melahirkan, satu lagi tidak masuk, anaknya sakit, suaminya tidak mengizinkan lagi menjahit, dan lain lain. setelah si penjahit menjelaskan sebanyak itu, kok jadi saya yang merasa bersalah, karena dia harus nyuri nyuri menjahit saat suaminya tidak dirumah? mengapa saya merasa menjadi kriminalnya ya? saya tidak memaksanya menjahit. dia buka butik dan jauh hari sebelumnya sudah ditanyakan lebih dulu kesediaannya.
ini shinkansen menuju kanazawa. jadi setelah setengah puas bermain di universal studios di osaka, kami melanjutkan langkah mau melihat rumah oshin. dari sini bisa ditebak saya masuk angkatan tahun berapa. dulu TVRI memutar film seri judulnya OSHIN. mengisahkan tentang gadis kecil yang berasal dari keluarga miskin di jepang kira kira setting tahun 1950an. karena begitu miskin, bisa dibilang oshin ini dijual ditukar dengan sekarung beras oleh ayahnya. ibunya tidak mampu melakukan apapun untuk mencegah. selain mendoakan dan membekali oshin dengan ketrampilan rumah tangga.
cerita ini tentu dari mata saya sebagai anak usia sekolah dasar. saya kira di youtube ada film lengkapnya. sebagian besar adegan dari film ini yang saya ingat terjadi di musim dingin dengan hujan salju yang lebat, langit mendung gelap, di perkampungan jauh di pelosok jepang.
jadi saya ingin mengunjungi desa itu. desa yang mirip di setting film oshin. katanya kalau sedang musim dingin, saljunya sangat tebal, sampai kadang kadang orang harus menginap disana. desanya sudah menjadi desa wisata meskipun masih ada rumahtangga atau penduduk lokal yang tinggal disitu. ada 3 desa disana yang menjadi unesco world heritage. kami akan mengunjungi salah dua dari desa tersebut.
dari osaka kami menumpang shinkansen menuju kanazawa. kemudian ganti shinkansen lain ke toyama. dari toyama kami akan naik kereta lagi menuju takayama. dari takayama, untuk menuju desa desa tersebut, kami sudah memesan tour dari nouhi bus tour. hasil rekomendasi dan browsing, nouhi bus tour ini terpercaya. kalaupun lebih mahal, saya percaya mereka reliable. terutama dengan adanya kemungkinan salju tebal yang mungkin bisa membuat kami harus tinggal di salahsatu desa atau malah saking lebatnya hujan salju malah tournya dibatalkan. huks amit amit deh.
di kereta ini payung plastik transparanku ketinggalan. saking heboh membawa 2 koper kabin dan 2 koper 24inch dan masing masing masih membawa tas tangan. padahal payung transparan itu masuk dalam must buy item in japan hahaha
dalam perjalanan dari osaka ke toyama, kami sudah bisa salju tipis dimana mana. udara makin dingin menggigit diluar. tetapi tentu tidak terasa di shinkansen. kan ada heater. malah kadang kepanasan didalam shinkansen atau kereta sebab baju baju berlapis yang dipakai ini. didalam kereta paling hanya melepas jaket luar saja.
dari toyama ke takayama, pemandangan diluar jendela kereta membuat tidak berkedip. entah karena sangat berbeda atau karena impian yang menuju menjadi nyata.
mereka yang tinggal didaerah sini terlihat tetap beraktifitas. tetapi karena ini sudah mendekati pegunungan, jumlah penduduk makin sedikit sehingga tidak terlihat didalam foto.
saya senang sekali bisa melihat pemukiman seperti ini. membayangkan seandainya bisa tinggal disana sebulan, misalnya. menjalani kehidupan seperti mereka di musim dingin.
salahsatu spot cantik. pegunungan yang kelihatan gelap dan dilapis tipis salju, jembatan yang membentang, dan sungai yang mengalir tenang tetapi terlihat dalam. tidak terlihat orang atau manusia atau binatang dari kejauhan. sepertinya sepi senyap.
sepiii ...
tenang ...
kalau seperti ini terlihat ada kehidupan sebab ada kabel listrik dan telepon. tetapi jalanan sepi. hanya satu dua mobil saja dari kejauhan. kereta kami hanya menarik 2 atau 3 gerbong saja. gerbong kami persis dibelakang masinis.
kami benar benar puas menggunakan JR PASS. sampai ke pelosok pelosok. ini stasiun JR takayama. didalam ruangan yang dibatasi kaca adalah ruang tunggu yang ada heaternya. ada cafe kalau pengen cemilan atau minum hangat. kadang kadang ada hot milk buat anakku tetapi jarang. yang pasti ada bermacam macam kopi.
salju dimana manaa ...
ada trem. seingat saya ini di toyama. melintas didepan stasiun toyama. pagi menjelang kami berangkat ke takayama. pada malam hari kami sudah melihat trem ini. tetapi lelah dan dingiiiin sekali membuat bergegas ke hotel langsung saja. sampai melupakan hasil browsing bahwa di toyama juga ada toyama islamic cultural center. mereka membuat roti halal.
memang yang tertulis 0 derajat tetapi rasanya sudah minus. oh ya malam begitu sampai di hotel, kami membuat pop mie yang dikasih salahsatu dermawan di kyoto waktu itu. kami mendapat 2 pop mie. rasanya sangat juara untuk mengatasi udara dingin.
No comments:
Post a Comment