if only you are not an indonesian ...

Sunday, January 10, 2016

BORDER CROSSING Desember 2015 : MASJID MASJID MELAKA

MELACCA FLOATING MOSQUE 
 
 salahsatu hal yang sering saya lakukan kalau berkunjung ke kota lain adalah mengunjungi masjid masjidnya. dari masjidnya, bisa terbaca sebagian kehidupan masyarakatnya. kebersihannya, religiusitasnya, tingkat kecanggihan artsitekturalnya, dan banyak lagi. ini adalah satu dari must visit di melaka untuk saya. masjid selat melaka.
 masjid ini sebagian mengapung di selat melaka. menurut saya akan indah sekali kalau mengunjunginya menjelang malam. bisa ikut sholat jamaah maghrib disana. tetapi sayangnya badan tidak mau ditawar. sudah lewat jam 19.00 ketika kami memutuskan untuk ke masjid ini. situasinya dramatis saat kami kesini. sulit mencari taxi sebab long weekend banyak orang jalan jalan.
 pemandangan dari ruang utama masjid kearah halaman masjid. sayang sekali kamera kami kami kecil dan sedikit sekali cahaya untuk menangkap keindahan masjid terutama dari arah laut atau selat.
 pengumuman menarik didekat pintu kearah ruang sholat jamaah perempuan. detil sekali bukan?
 seperti apa terlihat menara ini? seperti putik bunga? atau seperti tunas pohon bambu? meski malam hari, udara disini khas udara malam di tepi laut. sedikit angin dan cenderung hangat.
masjid ini seperti terpencil. jauh dari mana mana. sopir my teksi yang kami tumpangi menuju kesini, sebenarnya menjanjikan akan menjemput kami lagi. ternyata karena jalanan macet, tidak datang pada waktunya. sementara, lampu lampu masjid mulai dipadamkan. toko toko didalamnya tutup. pintu pintu utama sudah dikunci. hanya seorang security setengah baya yang berada didepan gerbang. mengizinkan kami menunggu taxi. 
jujur saya ketakutan sebab gelap dan jauh dari mana mana. mencari taxi dari aplikasi uber dan my teksi tak ada hasil. kemudian si papa mengajak kami jalan kaki saja sampai ke tempat terang diujung jembatan. saya tidak tahu seberapa jauh tetapi sangat menyeramkan. sepi sekali. sesekali suara air memecah. ada deretan ruko disepanjang jalan dari masjid sampai ke jembatan, tapi saya minta mereka untuk mencarikan telepon taxi, mereka tidak paham. 
jembatan ini memang satu satunya jalan menuju "pulau" dimana masjid selat melaka berada. 
pelajaran penting adalah saat di perjalanan, pastikan battery telepon selulat terisi penuh. dan pastikan international roaming atau pakai simcard lokal. sehingga pada saat seperti ini, bisa menghubungi nomor nomor penting. naaah, simpan juga nomor nomor penting itu, baik didalam memory telepon seluler juga dalam buku catatan. bisa juga dikertas kecil yang diselipkan di dompet.

MASJID KAMPUNG KLING MELAKA
masih ada masjid masjid lain yang bersejarah di melaka. selain floating mosque, saya berkesempatan mengunjungi satu masjid lagi yang sangat dekat dengan fomecs hotel. yatu masjid kampung kling. masjid yang sangat tua, cantik, terpelihara dengan baik, an artistik. pada malam pertama kami ke melaka, kami sudah ke masjid ini, tetapi larut malam, gerbang masjid sudah digembok. jadi keesokan harinya kembali kesana. masuk kedalamnya. 
 tempat wudlu dengan gaya yang sangat kuno. seperti kolam air mancur. setelah jalan kaki kepanasan, rasanya sangat super sejuk sekali mencelupkan kaki di kolam wudlu ini. toilet berada sedikit terpisah dari tempat wudlu. seperti masjid masjid yang sudah saya kunjungi di johor bahru.
 bagian dalam masjid yang berkarpet tebal, ada AC juga selain kipas kipas. lihat detil detil desain interiornya. baru saya sadari kalau lengkung lengkung itu bukan arsitektur khas islam sebenarnya. sebab nanti di kuala lumpur akan banyak terlihat gedung gedung tua dengan lengkungan seperti itu, tetapi bukan masjid.
 karpetnya sampai diteras, didekat jendela yang berteralis kayu. sayang sekali, saya tidak mampu mengambil foto yang detil. yang memperlihatkan detil detil cantik di masjid ini. musti belajar nih. oh ya. disini pengunjung non muslim hanya boleh sampai teras saja. dan apabila pakaiannya, yang perempuan tentunya, kurang sesuai, mereka menyediakan pakaian seperti jubah untuk dipakai sebagai luaran yang tertutup termasuk hijabnya. saya terkagum kagum dengan cara malaysia menegakkan adab di masjid. selain kebersihannya.
 perhatikan bahwa tanda toilet untuk masjid atau surau, selalu bergambar perempuan berhijab. panjang pula :D
 hiasan hiasan diatas gerbang kayu, pintu utama menuju masjid kampung kling.

The original structure built by Indian Muslim traders in 1748 was a wooden building and in 1872, it was rebuilt in brick. The mosque is one of the traditional mosques in Melaka, which still retains its original design. The architectural design of the mosque is a cross between Sumatran, Chinese, Hindu, and the Melaka Malay. The minaret, ablution pool and entrance arch were built at the same time with the main building. The kampung kling mosque is named based on the place where Indian traders dwell in that place called Kampung Kling.
The minaret resembles a pagoda. The mosque also has a blend of English and Portuguese glazed tiles, Corinthian columns with symmetrical arches in the main prayer hall, a Victorian chandelier, a wooden pulpit with Hindu and Chinese-style carvings, and Moorish cast iron lamp-posts in the place of ablution for pre-prayer cleansing.
The Department of Museums and Antiquities completed conservation works on the mosque in the 1990s.
The mosque should not be confused with Kampung Hulu Mosque, located a few blocks to the north; it also has a pagoda-like minaret.
 

 
 

No comments:

Post a Comment