Khanqah-e-Moula (Urdu: خانقاہِ معلّےٰ), also known as Shah-e-Hamadan Masjid and Khanqah is a controversial mosque in Kashmir, located in the Old City of Srinagar, Jammu and Kashmir. Situated on the right bank of the river Jhelum between the Fateh Kadal and Zaina Kadal bridges, it was first built in 1395 CE, commissioned by Sultan Sikendar. The present mosque stands atop the widely revered ancient Hindu temple of Kali Shri.
https://en.wikipedia.org/wiki/Khanqah-e-Moula
sepertinya hampir semua masjid yang kami kunjungi di india berada dekat dengan pasar kecuali masjid di Fatehpur Sikri. jadi seringklaintidak terlihat tampak depannya dengan jelas. malah sering kesannya kumuh karena banyak kios di sepanjang pagarnya. apalagi masjid syeh hamdan ini.
saya tidak bisa masuk ke bagian dalam masjid tua yang sudah tidak asli lagi ini. beberapa kali masjid ini habis dilahap si jago merah. bahkan kalau tidak salah, terakhir terbakar tahun 2017. konon masjid ini kontroversial sebab dibangun diatas kuil hindu yang dihancurkan. bahkan sumurnya masih dipertahankan didalam masjid.
mungkin karena awalnya dari kuil hindu, saya melihat sebatang dupa yangs udah dibakar diselipkan di beberapa tempat di dinding masjid. ditambah lagi dibagian belakang ada makam dan ada orang yang sepertinya sedang berdoa disitu dengan membawa sesaji.
kotak sedekah di depan pintu masjid. begitu saya mendekat, beberapa orang yang ada disitu langsung waspada dan mencegah saya masuk. saya mengintip dari jendela, sepertinya hiasan didalamnya rumit dan berwarna warni.
ruangan ini yang boleh digunakan oleh jamaah perempuan. saya bertemu seorang ibu menggendong bayi yang sakit dan berdoa di sini. jadi membingungkan antara masjid dan kuil bukan?
hiasan rumit warna warni dengan aneka pola ini mengingatkan saya pada patrika gate di Jaipur.
pola rumit lainnya didinding masjid ini.
saya tanyakan seseorang mengapa ada ikatan ikatan kain atau pita di sini. saya pernah melihat foto seutas tali panjang dengan banyak ikatan seperti ini konon di Kathmandu. ikatan pita/kain ini seperti menandai doa yang dipanjatkan di sana. saya tidak pernah tahu ajaran islam seperti ini. mungkin itu sebabnya masjid ini disebut kontroversial ya. karena sejarah pembangunannya.
sebagian besar bangunan masjid terbuat dari kayu yang tentu mudah terbakar. tetapi tampaknya setiapkali terbakar langsung direnovasi dan dipulihkan kembali seperti semula.
pola rumit vas bunga seperti di dinding Amber Fort di Jaipur. lihat hiasan bunga di pagarnya?
hanya bisa memandangi dindingnya membuat saya penasaran ingin masuk ke dalam.
masjid ini berada di tepi sungai. sepertinya saat kami di sana, air sungai sedang meluap tetapi tidak sampai naik ke halaman masjid.
Jamia Masjid (Urdu: جامع مسجد سرینگر) is a mosque in Srinagar, Jammu & Kashmir, India. Situated at Nowhatta in the middle of the Old City, the Mosque was commissioned by Sultan Sikandar in 1394 CE and completed in 1402 CE,[1] at the behest of Mir Mohammad Hamadani, son of Mir Sayyid Ali Hamadani,[2] and is regarded as one of the most important mosques in Kashmir.[3] The architectural style of the Mosque is inspired by the Indo-Saracenic style of architecture, which is a blend of Indian and Mughal styles,[4] and also bears similarities to Buddhist pagodas.[5] The Mosque is located in Downtown which remains a central zone to the religio-political life in Srinagar. Thronged by Muslims every Friday, it is one of the prime tourist attractions of Srinagar.[1]
Jamia Masjid (Urdu: جامع مسجد سرینگر) is a mosque in Srinagar, Jammu & Kashmir, India. Situated at Nowhatta in the middle of the Old City, the Mosque was commissioned by Sultan Sikandar in 1394 CE and completed in 1402 CE,[1] at the behest of Mir Mohammad Hamadani, son of Mir Sayyid Ali Hamadani,[2] and is regarded as one of the most important mosques in Kashmir.[3] The architectural style of the Mosque is inspired by the Indo-Saracenic style of architecture, which is a blend of Indian and Mughal styles,[4] and also bears similarities to Buddhist pagodas.[5] The Mosque is located in Downtown which remains a central zone to the religio-political life in Srinagar. Thronged by Muslims every Friday, it is one of the prime tourist attractions of Srinagar.[1]
https://en.wikipedia.org/wiki/Jamia_Masjid,_Srinagar
tepat di gerbang masjid jamia ini juga pasar yang cukup ramai. saya sempat melihat lihat sebentar. mengingat kami tidak mau beli bagasi tambahan, tidak beli apa apa di sini.
begitu masuk kedalam, setelah melepas alas kaki, ini yang terlihat pertama kali. kemudian di sisi sebelah kiri dan kanan adalah tempat sholat yang ditopang tiang tiang raksasa dari kayu.
di depan sini kami melepas alas kaki. di masjid ini adalah perempuan diizinkan masuk dan sholat di sini.
tepat di gerbang masjid jamia ini juga pasar yang cukup ramai. saya sempat melihat lihat sebentar. mengingat kami tidak mau beli bagasi tambahan, tidak beli apa apa di sini.
begitu masuk kedalam, setelah melepas alas kaki, ini yang terlihat pertama kali. kemudian di sisi sebelah kiri dan kanan adalah tempat sholat yang ditopang tiang tiang raksasa dari kayu.
di depan sini kami melepas alas kaki. di masjid ini adalah perempuan diizinkan masuk dan sholat di sini.
sepertinya ada 378 tiang di sekeliling tempat sholat. saya melihat beberapa ibu yang menyentuh setiap tiang sambil mengucapkan doa.
sepanjang sejarahnya, meskipun sejak awal masjid ini dibangun memang untuk masjid, tetapi mengalami beberapa kali penutupan oleh rezim yang berkuasa pada saat itu. alhamdulillah saya masih mendapat kesempatan untuk berkunjung. It is not only the religion that has attracted the people of the state to the Mosque. The Jamia Masjid has been a hot-bed of raging political discourse on the present turmoil in the state, and the politics that has unfolded in Kashmir has led to curbs and gags on congregations here. Its roots, however, lie deeper in history. The Mosque also became a platform for people to debate and discuss the politics of the Kashmir conflict much earlier before the conflict erupted in Kashmir valley.[6] According to historian Mohammad Ishaq Khan, “Jamia Masjid has primarily played a significant part in imparting religious education. However, with the spread of modern education among Kashmiri Muslims, thanks to the efforts of Mirwaiz Ghulam Rasul Shah, the Masjid began to play a seminal role in the growth of political consciousness. Sheikh Muhammad Abdullah was, in fact, initiated into what I would call the mysteries of Kashmiri Muslim politics at Jamia Masjid by Mirwaiz Muhammad Yusuf Shah.”[7]
No comments:
Post a Comment