if only you are not an indonesian ...

Tuesday, April 23, 2019

INCREDIBLE INDIA June 2018 : sholat jumat di Fatehpur Sikri


dari Jaipur menuju Agra, kami memutuskan naik taxi saja sebab udara sangat panas dan transportasi umum sepertinya sulit didapatkan tiketnya. kecuali langsung ke loket. sedangkan kami tidak punya cukup waktu. belum lagi diragukan ketepatan waktunya. dengan memilih taxi, kami bisa berhenti untuk sholat jumat dulu sebelum masuk ke Agra. 

jadi kota kuno Fatehpur Sikri ini berada di luar kota Agra. di sini jejak jejak kejayaan Islam sangat terasa. meski setelah beberapa hari dan beberapa masjid, akan suit membedakan masjid yang mana dan di mana. semuanya serupa. dibangun dengan bata merah. bentuk bangunannya pun sama. 

di udara panas sekali, saya mengharapkan taxi bisa parkir dekat dengan masjid langsung. tetapi entah bagaimana, kami harus masuk ke situs Fatehpur Sikri lebih dulu. membayar tiket dan berjalan setengah berlari sebab mengejar waktu sholat jumat. sengaja hari jumat ke Fatehpur Sikri supaya merasakan suasana berbeda. 

setelah sampai di depan gerbang masjid, sepatu dan alas kaki apapun harus dilepas. kami sudah siap dengan kantong plastik. yang kami tidak siap adalah panasnya lantai yang kami injak di tengah hari terik waktu itu. beberapa spot diletakkan karung goni dan dibasahi air. lantai yang sebenarnya halaman dalam masjid yang super luas ini menurut saya tidak bersih. banyak kotoran burung dara dan di dalam juga banyak orang berjualan dengan sampah berserakan. 

sepertinya sholat jumat ini juga digunakan banyak keluarga untuk menghabiskan waktu bersama. sampai beberapa saat menjelang waktu sholat, semua tempat dipenuhi para ibu dan anak anak yang kemudian pelan pelan menyingkir ketika sholat sudah mulai. 


Fatehpur Sikri is a town in the Agra District of Uttar Pradesh, India. The city itself was founded as the capital of Mughal Empire in 1571 by Emperor Akbar, serving this role from 1571 to 1585, when Akbar abandoned it due to a campaign in Punjab and was later completely abandoned in 1610.[2]
The name of the city is derived from the village called Sikri which occupied the spot before. An Archaeological Survey of India (ASI) excavation from 1999-2000 indicated that there was a habitation, temples and commercial centres here before Akbar built his capital.
The khanqah of Sheikh Salim existed earlier at this place. Akbar's son Jahangir was born at the village of Sikri in 1569 and that year Akbar began construction of a religious compound to commemorate the Sheikh who had predicted the birth. After Jahangir's second birthday, he began the construction of a walled city and imperial palace here. The city came to be known as Fatehpur Sikri, the "City of Victory", after Akbar's victorious Gujarat campaign in 1573.
After occupying Agra in 1803, the English established an administrative center here and it remained so until 1850. In 1815, the Marquess of Hastings ordered repairment of monuments at Sikri.
 https://en.wikipedia.org/wiki/Fatehpur_Sikri


 
  It is a Jama Mosque meaning the congregational mosque and was perhaps one of the first buildings to be constructed in the complex, as its epigraph gives AH 979 (A.D. 1571-72) as the date of its completion, with a massive entrance to the courtyard, the Buland-Darwaza added some five years later. It was built in the manner of Indian mosques, with iwans around a central courtyard. A distinguishing feature is the row of chhatri over the sanctuary. There are three mihrabs in each of the seven bays, while the large central mihrab is covered by a dome, it is decorated with white marble inlay, in geometric patterns.
 https://en.wikipedia.org/wiki/Fatehpur_Sikri



 setelah sholat jumat berakhir, para ibu bergantian sholat dluhur di sana. tidak seperti kita, muslimah Indonesia, mengenakan mukena atau telekung saat melaksanakan sholat, saya perhatikan muslimah di masjid Fatehpur Sikri, mengenakan pakaian tradisionalnya. kain panjang seperti selendang lebar itu dililitkan sedemikian rupa menutup kepala dan bahu dan sebagian jatuh ke tangan. mereka mengenakan dengan cepat tanpa peniti atau tali.

khotbah jumat menggunakan bahasa hindi, kalau saya tidak salah dengar. tidak mengucapkan amin setelah imam membaca al fatihah. atau mengucapkan amin hanya dalam hati saja. hampir setiap laki laki yang sholat jumat menutup kepala dengan apa saja yang dimiliki. bisa peci, topi, sapu tangan yang diikat, sorban dan macam macam lagi. 
 

 

 

No comments:

Post a Comment