if only you are not an indonesian ...

Wednesday, November 2, 2016

BIRTHDAY TRIP MAY 2016 : the amazing ANGKOR WAT II

 karena di Indonesia, candi umumnya hanya beberapa spot, masih bearable untuk dijelajahi, sampai di kompleks angkor wat ini, jelaas saya sangat kecele. angkor wat bukan hanya kompleks. tapi merupakan satu kota besar di jamannya. dibawah matahari yang terik dan udara panas minimal 34 derajat celcius, stamina cepat turun. begitu juga semangat untuk menjelajah. memang benar harus beli tiket yang 3 hari supaya bisa melihat semuanya.
 tuk tuk bang shafei ini sudah berusaha meringankan rasan kepanasan kami dengan menyiapkan handuk dingin dan air mineral dingin juga. handuk dingin sangat menyegarkan. tetapi kami tidak bisa minum selain suhu ruang. khawatir terjadi seperti saat di Bangkok. seharian minum jus dingin, es krim, es kelapa muda, malamnya kepala keliyengan kaya' ada truk nangkring dibatok kepala. nyaris saja tidak bisa bergerak.

The city where the temple was built, Angkor, is located in modern-day Cambodia and was once the capital of the Khmer Empire. This city contains hundreds of temples. The population may have been over 1 million people. It was easily the largest city in the world until the Industrial Revolution. 
Recent research using airborne laser scanning (lidar) has shown that Angkor contains an urban core that could have held 500,000 people and a vast hinterland that could have held many more inhabitants. Researchers have also identified a ‘lost’ city called Mahendraparvata, which is located about 25 miles (40 kilometers) north of Angkor Wat.  
http://www.livescience.com/23841-angkor-wat.html

yang disebut LIDAR disepotong artikel diatas adalah semacam radar atau foto rontgen atay xray. dijalankan dari atas helikopter. hasilnya seperti foto xray. jadi terpetakan semua jejak kerajaan yang hebat di masa lalu.  ada "gambar" kota yang sangat luas, tertata, maju, peradaban yang tinggi dengan jumlah penduduk yang cukup besar. 
kami menyaksikan film dokumenter tentang ini malam sebelum mengunjungi angkor wat. really amazing ancient city.



Angkor Wat itself is surrounded by a 650-foot-wide (200 m) moat that encompasses a perimeter of more than 3 miles (5 km). This moat is 13 feet deep (4 m) and would have helped stabilize the temple’s foundation, preventing groundwater from rising too high or falling too low.
Angkor Wat’s main entrance was to the west (a direction associated with Vishnu) across a stone causeway, with guardian lions marking the way. To the east of the temple was a second, more modest, entrance.  
The heart of the temple was the central tower, entered by way of a steep staircase, a statue of Vishnu at top. This tower “was at once the symbolic center of the nation and the actual center where secular and sacred power joined forces,” writes researcher Eleanor Mannikka in the book "Angkor: Celestial Temples of the Khmer Empire" (Abbeville Press, 2002). “From that unparalleled space, Vishnu and the king ruled over the Khmer people.”
Hidden paintings have recently been discovered in the central tower. One chamber in the tower has a scene showing a traditional Khmer musical ensemble known as the pinpeat, which is made up of different gongs, xylophones, wind instruments and other percussion instruments. In the same chamber, there's also an intricate scene featuring people riding horses between two structures, which might be temples. These two paintings are among 200 that have been recently been discovered in Angkor Wat.  
http://www.livescience.com/23841-angkor-wat.html

intinya sih saya tidak mampu melukiskan kemegahan angkor wat dengan kata kata. mungkin sedikit dengan foto foto yang diambil a la kadarnya dengan pocket camera. a must visit! 
 satu candi favorit saya. meskipun tidak nonton film yang settingnya disini, setelah sekian kali melihat foto foto bagian dalam ini, begitu sampai disini masih tetap terpesona. benar benar seperti yang diucapkan anchor di film dokumenternya : swallowed by the jungle.
 dimana mana ada gajah. dari negeri siam yang dikunjungi sebelumnya, sampai sini. andi candi yang cantik di kota kuno ayutthaya, thailand, sebenarnya bisa dibilang adalah jajahan dari kerajaan khmer merah pada masa itu. jadi tidak mengagetkan mengapa bentuknya mirip tetapi di ayutthaya usianya lebih muda. semakin kearah Indonesia, candi dan peradabannya semakin muda dibandingkan Cambodia.
 udara panas ini membuat malas bergerak. kami berhenti didepan sras srang. semacam waduk untuk mengatasi kondisi cuaca di siem reap. 6 bulan hujan dan banjir sedangkan sisa 6 bulan berikutnya panas terik. mereka tidak memiliki sumber air lain selain danau. jadi dibuatlah waduk waduk ini termasuk disekitar kompleks utnuk menjaga keseimbangan lingkungan.
cara mereka mengatasi hidup di iklim yang kurang bersahabat ini ternyata sangat manjur dan berlaku ratusan tahun. panen padi bisa 3x dalam setahun meski hujan nonstop 6 bulan yang biasanya banjir dimana mana. permukaan danau naik 10 meter saat musim hujan.
 bisa dibilang ini puncak musim kering di siem reap. sras srang kering kerontang.
 ta phrom seperti diinjak injak sepasukan pohon raksasa ...
 benar benar pohon raksasa bukan? di siem reap banyak sekali pohon seperti ini. tetapi meskipun sekilas terlihat sama. batangnya buesaaaar dan berwarna putih, ternyata sebenarnya pohon jenis yang berbeda. ada yang biasanya dibgian bawahnya menjadi sandaran rumah rayap.
 spot yang sangat populer didalam candi ini. sudah dipagari sehingga tidak bisa mendekat. diberi pijakan papan papan juga. demi keselamatn pengunjung sekaligus candi itu sendiri. sepertinya proses konservasi atau restorasi terus berjalan pelan pelan. tentu memakan biaya yang besar selain butuh pengetahuan mendalam. 
semoga kelak diberi umur yang panjang dan kesehatan yang baik mengunjungi ta phrom setelah restorasi. aamiin ...

No comments:

Post a Comment