if only you are not an indonesian ...

Sunday, January 10, 2016

BORDER CROSSING Desember 2015 : MELAKA

setelah nyenyak tidur, tidak sampai 3 jam, kami sampai di melaka sentral, alias terminal bus utama di melaka. kira kira waktu itu sudah lewat jam 21.00 waktu melaka yang lebih cepat satu jam dibanding di jakarta. ternyata ide buruk, sampai di melaka, sabtu malam, peak season, menjelang akhir tahun. rupanya beberapa spot menuju jonker, pusat keramain macet karena salah satu ruas jalan ditutup untuk pasar malam. saya tahu di jonker walk ada pasar malam. tapi tidak mengira berpengaruh pada sulitnya menemukan taxi. 
di melaka sentral banyak wisatawan datang dari berbagai negara. kami antri di loket pemesanan taxi yang pada malam itu tidak terlihat berfungsi dengan baik. 
seperti johor bahru, taxi tidak menggunakan argometer. kami tidak menemukan uber atau my teksi seperti di johor bahru pula. akibatnya kami harus membayar myr 30 untuk menuju hotel. kondisi taxi nya jelek banget tapi apa boleh buat. bus panorama nomor 17 sudah tak ada. dengan bawaan sebanyak itu dan buta kota, g mungkin juga jalan kaki. dan ini adalah kejadian konyol pertama sehubungan dengan taxi saat pertama kali tiba di suatu kota.
kedua foto diatas adalah pemandangan pertama yang terlihat begitu kami turun dari taxi diujung jalan hang jebat. saat booking hotel ini via www.booking.com saya tahu kalau lokasinya strategis. dekat sekali dengan jonker walk. tetapi tidak menduga lokasi strategis itu jadi boomerang saat butuh taxi di malam minggu menjelang akhir tahun. hotelnya persis berada didepan panggung pasar malam. ruas jalan yang ditutup digunakan untuk pedagang kaki lima berjualan beraneka rupa barang dan makanan. 
 
jadi, meski badan rasanya remuk redam, gatal gatal lengket kepengen buru buru mandi, pake daster dan segera rebah di kasur yang empuk, akhirnya diputuskan untuk istirahat, bebersih, kemudian keluar lagi menikmati pasar malam sekaligus mencari makan malam kami. kebanyakan makanan yang dijajakan adalah makanan oriental, seperti tempat itu sendiri yang memang china town. cari aman, makan nasi lemak lagi deeeeeh :D kami mendapatkan salahsatu kedai yang agak masuk lokasinya, agak sepi daripada jalan utama. untuk bertiga membayar myr 10. terdiri 1 porsi nasi lemak dengan telur ceplok, 2 nasi lemak porsi kecil, dan 3 gelas teh hangat. kemudian setelah kenyang, sudah menjelang tengah malam kami kembali ke hotel, istirahat. 
 
Fomecs Boutique Hotel, Melaka, 26 - 28 Desember 2015
 
 koridor hotel fomecs yang terlihat bersih dan bisa dibilang tenang dari waktu ke waktu. entah apakah karena kami lebih sering diluar atau memang tenang. sepertinya hotel ini awalnya rumah toko sehingga dibawah digunakan sebagai butik pakaian dan reception ada diatas setelah melalui tangga kayu. jadi lumayan banget si papa ngangkatin koper keatas. mereka tidak menyediakan porter atau bellboy atau concierge. pandang pertama dengan hotel ini tidak membuat jatuh cinta. karena tampak depannya seperti ruko biasa, sudah malam, capek banget, hiruk pikuk tertutup pasar malam, musti naik tangga pula. tetapi setelah masuk baru terlihat artistik dan terasa nyaman.
 banyak dipajang di koridor dan beberapa tempat, benda benda seni seperti mawar ini, yang dekat dengan dinding kamar tidur triple kami. kelihatan seperti dari kuningan. bersih juga. cocok dengan harga per malamnya.
 disebelah kamar ada deretan kamar mandi dan toilet. saya menduga sebagian kamar fomecs ini mungkin dormitory. sebab kamar kami ada kamar mandi didalam. atau hanya sengaja disediakan oleh hotelnya. fomecs hanya menyediakan kamar. tidak ada restoran, breakfast apalagi. tapi tidak masalah sebab lokasinya persis diujung jalan hang jebat. ditengah keramaian jonker walk.
 lihat, ada closet dan shower yang bersih disini. beberapa kali saya dengar suara air dari sini. memang sedang ada yang menggunakan.
 
 bak cuci tangannya. lightingnya redup tapi tidak remang remang. hanya mengesankan lembut dan tenang saja.
 benda seni lain yang cantik menghias koridor. pengen bawa pulang ... :P
 lihat lampu lampu yang mengapit benda seni tadi.
 terasa sekali oriental nya kan ...
 awalnya kami sudah mau ke lobby, ke reception, mau minta air panas untuk menyeduh susu. sebelum sampai, didepan deretan kamar mandi tadi ternyata ada dispenser. jadi tidak hanya lokasi hotelnya, lokasi kamar kami juga strategis :)

 diluar sudah ada dispenser, didalam kamar disediakan teko dan 3 set cangkir. selain teh celup rasa malaysia. maksudnya teh tarik. teh campur susu. sulit mendapatkan teh biasa, atau teh O di malaysia ini. malangnya, saya juga lupa bawa dari rumah. kumplit deh. pasokan cafein terhambat.
 kamar mandi dikamar juga mungil tapi semua yang dibutuhkan ada. terutama air panas dingin. buat saya, penting sekali shower dengan air panas dingin saat dalam perjalanan seperti ini. mandi bergantian dengan air hangat dan dingin membuat otot oto yang lelah kembali lentur. membuat tidur lebih lelap. apalagi kalau disemprotkan ke wajah. bergantian panas dingin terutama yang dingin. wajah yang lelah tidak terlalu kelihatan sembab atau bengkak.
 dan untuk kesejahteraan, semua mendapat tempat sendiri sendiri. kamar yang saya pilih selalu yang triple. kalau perlu quadruple. masa' sudah capek masih ditambah g bisa tidur? wah, pulang jalan jalan bukannya senang bisa bisa malah sakit semua ... ih amit amit itu mah ...
 

No comments:

Post a Comment