BERKUNJUNG KE RUMAH MASA KECIL BUNG HATTA
salahsatu proklamator kita, lahir dan menghabiskan sebagian masa kecil di kota Bukittinggi. begitu melihat rumahnya, saya langsung jatuh cinta. seandainya saya bisa membelinya atau membuat replikanya di tempat lain. meskipun rumah yang kami kunjungi ini bukan rumah asli, sepertinya soulnya masih sama. atau saya yang baperan ya. rumahnya terletak di tepi jalan raya.
seperti tertera, sebenarnya tidak dipungut bayaran. tetapi penjaganya meminta sumbangan seikhlasnya seraya menyerahkan buku tamu untuk diisi. dipikir pikir ya sudah diikhlasin saja. semoga kelak kami juga memiliki rumah bersejarah sendiri tentang cinta dam keluarga kami sendiri.
teras rumahnya cantik bersahaja dan mengundang siapa saja untuk berkunjung. kalau pada masa itu, keluarga bung Hatta sudah menempati rumah seperti ini, dengan arsitektur dan interior seperti ini, tentunya keluarga beliau adalah keluarga terpandang baik secara sosial maupun ekonomi. sungguh layak kalau di kemudian hari, salahsatu anggota keluarga ini menjadi proklamator Indonesia.
dulu pemandangan di depan rumah ini tentunya lebih tenang dan menyejukkan ya. tidak seperti sekarang karena jumlah penduduk dan kendaraan meningkat.
kami mengisi buku tamu di teras depan ini. buku tamu kotak kotak yang ada diatas meja itu. bapak dan ibu yang ada di teras itu pun menyambut kami dengan ramah. mempersilaka kami masuk untuk melihat lihat setelah kami melepaskan alas kaki di luar.
ini meja tulis bung Hatta di kamar depan atau paviliun rumah ini. jendelanya menghadap ke jalan atau ke halaman depan. memiliki pintu terpisah dengan rumah utama.
perabotan dan seluruh rumah terpelihara dengan baik. terlihat bersih dan rapi.
sprei putih dengan renda mengingatkan saya pada tempat tidur nenek saya puluhan tahun yang lalu. sayang sekali saya dulu tidak terpikir untuk meminta barang sehelai. sekarang sudah habis tidak berjejak.
tanaman hias dan ikan pun dipelihara dengan baik. benar benar rumah yang cantik dan terawat.
saya suka dengan ruang makan dibawah tangga ini. kelihatannya hangat. tempat piring dari kayu di pojok dekat jendela.
ini adalah halaman dalam. ruang terbuka diantara lumbung, rumah utama, dan dapur.
Rumah
Kelahiran Bung Hatta terletak di Jalan Soekarno-Hatta No.37,
Bukittinggi, Sumatera Barat. Rumah ini adalah tempat Bung Hatta
dilahirkan dan menghabiskan masa kecilnya sampi berusia 11 tahun. Bung
Hatta melanjutkan pendidikan menengahnya di Meer Uitgebred Lager Onderwijs (MULO) atau sekolah menengah di kota Padang.
Rumah
yang didirikan sekitar tahun 1860-an dan menggunakan struktur kayu ini
terdiri dari bangunan utama, pavilion, lumbung padi, dapur dan kandang
kuda serta kolam ikan. Bangunan utama berfungsi untuk menerima tamu,
ruang makan keluarga, dan kamar ibu, paman, dan kakek Bung Hatta
sedangkan pavilion berfungsi sebagai kamar tidur Bung Hatta.
Rumah
asli tempat Bung Hatta dilahirkan sudah runtuh di tahun 1960-an, tetapi
atas gagasan Ketua Yayasan Pendidikan Bung Hatta, maka rumah tersebut
dibangun ulang sebagai upaya mengenang dan memperoleh gambaran masa
kecil sang proklamator di kota Bukittinggi. Penelitian pembangunana
ulang dimulai dari bulan November 1994 dan dimulai pada tanggal 15
Januari 1995. Rumah ini diresmikan pada tanggal 12 Agustus 1995,
bertepatan dengan hari lahir Bung Hatta sekaligus dalam rangka merayakan
50 tahun Indonesia Merdeka.
Rumah ini
dibangun mengikuti bentuk aslinya yang dapat dilihat di memoir Bung
Hatta dan berbagai foto/dokumentasi milik keluarga Bung Hatta. Sebagian
besar perabotan di dalam rumah masih asli dari peninggalan masa kecil
Bung Hatta yang diperoleh dari keluarga dan kerabat beliau, begitupun
tata letak perabotan tersebut masih dipertahankan di tempat asalnya.
Bung
Hatta yang merupakan wakil presiden RI pertama juga merupakan bagian
dari delegasi Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda. Bung
Hatta adalah orang pertama yang menjabarkan politik luar negeri yang
bebas dan aktif, yang menjadi landasan polugri Indonesia sampai saat
ini.
Beliau dilahirkan pada tanggal 12
Agustus 1902 dari pasangan H. Muhammad Djamil dan Saleha dan merupakan
keturunan kedua dari Syech Adurrachman yang dikenal pula sebagai Syech
Batuhampar. Bung Hatta tinggal di rumah ini dari tahun 1902-1913, waktu
yang meskipun relatif singkat namun memberikan kenangan mendalam dan
pengaruh yang besar dalam pembentukan karakter beliau. Disiplin kerja,
ketepatan waktu, kesederhanaan dan kasih sayang yang beliau lihat dan
contoh dari kakeknya, H. Marah atau Pak Gaek, bermula dari rumah ini.
Pak Gaek yang merupakan kontraktor pos partikelir bekerja dengan
ketelitian, disiplin, organisasi yang baik, dan tepat waktu dalam
menyiapkan segala kebutuhan pengiriman memberikan kesan yang berbekas di
pikiran Bung Hatta.
Bung Hatta menimba pendidikan sekolah dasarnya di Europese Lageree School (ELS) Bukittinggi, melanjutkannya ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), SMP 1 Padang saat ini, dan Prins Hendrik School (PHS)
di Batavia. Beliau melanjtukan pendidikan di Handels Hooge School-
sekolah dagang di Rotterdam, Belanda dari tahun 1921-1932.
Bung
Hatta dikenal sebagai aktivis dan pejuang sejak masa sekolahnya, dimana
beliau bersama teman-temannya mendirikan Jong Sumateranen Bond baik di
Padang maupun Batavia, Perhimpunan Indonesia di Belanda, dan Pendidikan
Nasianal Indonesia (PNI Baru). Beliau mengalami masa pembuangan di
Digul, Bandaneira, dan Bangka.
Bung
Hatta menjadi proklamator kemerdekaan RI bersama Soekarno, keduanya
menjadi presiden dan wakil presiden RI yang dalam masa kepemimpinannya
terjadi perundingan Linggadjati, Renville, Roem-Royen dan akhrinya Bung
Hatta mewakili RI dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag Belanda
di mana akhirnya Belanda mengakui kedaulatan Republik Indonesia sebagai
negara yang merdeka dan berdaulat.
dapur dengan tungku untuk kayu bakar. menarik sekali ya. alhamdulillah, Allah SWT memberi saya kesempatan untuk berkunjung ke sini.
No comments:
Post a Comment