if only you are not an indonesian ...

Thursday, November 22, 2018

Lawang Ombo Yang Misterius

selain dekat dan momennya memang libur tahun baru imlek, maka kami ke Lasem. saya juga ingin berkunjung ke pondok pesantren salahsatu kyai di Rembang, yang tulisan beliau menjadi pelajaran utama saya sekian puluh tahun lalu di madrasah diniyah. tulisan yang sangat dalam maknanya tetapi disusun dalam kalimat yang bersahaja. saya bertanya tanya, sampai sekarang, apakah masih ada yang membaca buku syair ngudi susilo itu? apakah masih ada anak anak yang belajar budi pekerti dari buku itu? apakah masih ada guru yang paham dan mau menjelaskan makna setiap kalimat dari syair itu? 
saya masih kadang kadang membaca atau membacakan untuk anak. sayangnya ilmunya terlalu dangkal untuk bisa menjelaskan seperti guru saya dulu. sayang sekali. 


 ada beberapa tempat yang sudah ditandai untuk dikunjungi di Lasem. selain 2 masjid, masjid agung Rembang dan masjid jami Lasem, yaitu Tiongkok Kecil Heritage. yang ternyata adalah hotel. sebenarnya bagus juga menginap di situ supaya bisa merasakan atmosfer Tiongkok yang lebih kental. tapi saya baca baca lagi ternyata kamar mandinya terpisah dengan kamar. padahal rumahnya rumah tua yang cukup besar. kalau malem malem kebelet kayanya bisa jadi adegan horor. 

 meski dianggap kental kebudayaan Tionghoa di Lasem, sebenarnya ada banyak juga pondok pesantren di sana. satu tanda bahwa masyarakat yang berbeda beda keyakinan itu hidup berdampingan dengan damai. jadi kami juga mampir ke salahsatu kelenteng yang ada di sana. katanya nomor dua terbesar. sempat bingung setelah sampai di kelentengnya. sebab pintu depan kelenteng digembok. halaman depannya luas terbuka. ternyata masuknya lewat pintu samping melewati jemuran dan adegan rumahtangga lainnya. 

yang menarik, saat kami menuju kelenteng, terlihat ada rumah besar dengan gerbangnya sedang terbuka. ada tulisan "lawang ombo" diatas gerbangnya. waktu itu saya tidak tahu apa apa tentang bangunan rumah besar itu. sepulangnya dari kelenteng, kami putuskan untuk mampir dan masuk ke dalam. sebab di halaman rumah itu juga ada beberapa orang yang baru turun dari mobil. sepertinya mereka juga sedang berkunjung. 

 yang terlihat pertama kali setelah masuk rumah adalah meja sesajen ini. sesajennya kelihatannya lengkap dan masih segar. saya kira karena ada perayaan imlek. di dinding banyak foto foto saya kira foto pemilik rumah dan kerabatnya. rombongan yang datang sebelum kami tadi mengajak seorang pemandu wisata. saya ikut mendengarkan apa yang diceritakannya meski sekilas. tanpa saya sadari rombongan tadi sudah masuk lebih dalam dan kami kehilangan jejak. jadi kami hanya melihat lihat di ruang pertama tadi. seperti ruang tamu. pernak pernik didalam ruangan tadi sangat khas Tionghoa. 

 kami bertanya tanya sebenarnya tepat apakah ini. meski sebelum berangkat sempat sedikit membaca tentang Lasem, tempat ini tidak ada disebutkan. atau karena saya tidak mencari dengan seksama. di aplikasi tripadvisor juga tidak ada rumah ini.


 sesajinya lengkap dan segar bukan? saya tidak tahu apakah setiap hari ada atau karena sedang imlek. saya tidak bisa tanya siapa siapa. rombongan sebelum kami sudah masuk lebih dalam. dari pintu menuju halaman belakang, terlihat ada halaman luas dan bangunan lain di sana. tetapi tidak ada siapa siapa.
 hanya terlihat rumah ini tidak lagi ditempati tetapi dirawat dengan baik. sebab terlihat bersih. cenderung spooky malahan.
 motif ukirannya khas Tionghoa di mana mana. di kaki kursi, kaki meja, meja, bingkai jendela, dan lain lain. saya tidak tahu apa namanya. tetapi ukirannya terlihat cukup detil. tetapi Lasem memang tidak jauh dari Jepara yang terkenal dengan kerajinan ukirnya.
 warna merah juga warna khas Tionghoa.
ketika foto ini tayang di facebook, dengan sedikit memberi caption, ada yang komentar bahwa foto diatas adalah foto foto pipa candu. kemudian saya browsing tentang Lawang Ombo ini. dan cerita yang saya dapatkan sangat menarik. ternyata rumah ini adalah rumah candu. bukan hanya untuk mengisap candu, tetapi di sini adalah pusat perdagangan candu yang didatangkan dari tanah Tiongkok pada waktu itu. setelah menumpang kapal dari laut, kemudin menyusuri sungai, dan di rumah ini ada lubang menuju ke lorong bawah tanah yang langsung menuju sungai. 
dari cerita ini saya menyimpulkan bahwa pada saat itu kegiatan jual beli candu adalah illegal. selain dari cerita, melihat dari usai bangunan dan tahun terjadinya, candu pada masa itu sudah illegal.  belum lagi kondisi masyarakat sekitar di Lasem yang juga kental kehidupan beragama islamnya.

komentar saya mungkin terdengar tajam sehingga salahsatu yang komentar di timeline saya meminta saya banyak banyak membaca sebelum menulis. sebab ada waktunya di Tiongkok menghalalkan candu. jadi bukan aktifitas illegal seperti yang sebutkan.

  

hasil browsing saya menguatkan pendapat saya. memang saat itu di Lasem, kegiatan jual beli candu adalah illegal. 


 

No comments:

Post a Comment